Teori Kepribadian Humanistik Person Centeret Rogers
Sejarah Tokoh Teori
Humanistik Carl Rogers
Carl
Roger dilahirkan di Oak part .Ilionis pada tanggal 8 Januari 1902 dan meninggal
pada tahun 1987.Dia anak dari pasangan Walter dan Julia .Keluarga Rogers
dipandang sebagai penganut protestan konservatif.Pada tahun 1924 dia lulus dari
universitas Wisconsin dalam bidang pertanian .Pada tahun yang sama, yaitu pada
tanggal 28 Agustus dia menikah dengan Hellen Elliot .Mereka dikarunia dua anak
,yaitu David dan Natalie.Mulai 1924-1926 dia masuk ke union teologi
seminarnya,sebagai lembaga yang mengembangkan pandangan yang liberal dan
filosofis dalam agama.Pada tahun 1928 dia menerima gelar di MA di Universitas
Columbia dan gelar ph.D.Pada tahun 1931 di Universitas ysng sama dalam bidang
psikologi pendidikan di klinik.Selama tahun 1927 sampai 1928 Rogers memulai
praktik pertamanya dalam psikologi klinik dan menjadi anggota dari institut
bimbingan anak.
Rogers adalah seorang peletak
dasar dari gerakan potensi manusia ,yang menekankan perkembangan pribadi
melalui latihan sensivitas,kelompok pertemuan dan latihan lainnya yang yang
ditunjukkan untuk membantu orang agar memiliki pribadi yang sehat.Dia membangun
teorinya berdasarkan praktek interasi terapeutik dengan para pasiennya.Karena
dia menekankan teorinya kepada pandangan subyektif seseorang maka teorinya
dinamakan”Person Centered Theory”
A.Konstruk
(Aspek-aspek)Kepribadian
Karena perhatian utama Roger pada
perkembangan/perubahan kepribadian,maka dia tidak menekankan kepada struktur
kepribadian.Roger mengajukan 2 konstruk pokok dalam teorinya yaitu:
1)
Organisme
Yaitu makluk
fisik(Physical Creature)dia semua fungsi-fungsinya,baik pisik maupun psikis
,organisme ini juga merupakan locus (Tempat )semua pengalaman,dan pengalaman
ini merupakan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
diri sendiri dan juga diluar (External world).Totalitas baik yang disadari
ataupun tidak disadari membangun medan fenominal (Phenomenal Field).
Medan penomena
seseorang tidak diketahui oleh orang lain,kecuali melalui inferensi empatik,itu
pun tidak pernah diketahui secara sempurna.Masalah besar yang sulit dijawab
dari medan fenomena ini adalah bagaimana orang dapat memisahkan fakta dengan
fiksi dalam medan subjektifnya?
Dalam hal ini,Roger
berpendapat bahwa hanya ada satu cara untuk membedakan yaitu mengetes
realita,atau mengecek kebenaran dari informasi,dalam mana hipotesis seseorang
didasarkan pula kepada sumber informasinya
Contoh:Apabila anda
merasa tidak yakin tentang botol mana yang berisi air garam dari dua boto yang
sama-sama berisi benda halus berwarna putih maka sebaiknya anda mencicipi isi
kedua botol tersebut,apa bila isi salah satu botol tersebut rasanya lain maka
itulah garam.
2.Self
Merupakan konstruk utama dalam teori
kepribadian Roger.Yang dewasa ini di kenal dengan “Self concep”Roger
mengartikan sebagai”persepsi”tentang karakteristik “1”atau”me” dan persepsi
tentang hubungan “1”atau”me”dengan orang lain /berbagai aspek
kehidupan.Diartikan juga sebagai “Keyakinan tentang kennyataan”,keunikan,dan
kualitas tingkah laku diri sendiri .Konsep diri merupakan gambaran mental
tentang dirinya sendiri seperti”saya cantik”.
Hubungan antara “self consept” dengan organisme terjadi dalam dua
kemungkinan yaitu”Congruence atau incongruece”.Kedua kemungkinan hubungan ini
menentukan perkembangan kematangan,penyesuaian dan kesehatan mental.
Apabila antara “self concept”denagan organisme
terjadi kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen,tapi apabila terjadi
ketidakcocokan maka disebut inkongruen.
Contoh inkongruen :anda mungkin menyakini bahwa
secara akademi anda seorang yang cerdas (self concept),namun nyatanya
nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata)
Suasana inkongruen menyebabkan seseorang mengalami
sakit mental (mental illness,seperti :merasa terancam,cemas,picik.Sedangkan
kongruen mengembangkan kesehatan mental atau penyesuaian psikologis.
Ciri – ciri orang yang sehat psikologisnya adalah
sebagai berikut:
1.
Dia mampu mempresepsi dirinya dan orang
lain serta peristiwa yang terjadi di lingkungannya secra obyektif.
2.
Dia terbuka terhadap semua pengalaman.
3.
Dia mampu menggunakan semua
pengalamannya.
Pada tahun 1930 an
Rogers meneliti tentang faktor – faktor penentu yang mempengaruhi tingkah laku
anak yang sehat (konstruktif)/tidak sehat (destruktif).Faktor – faktor yang
menyakini mempengaruhi anak tersebut adalah:
a. Faktor
Eksternal: terutama lingkungan keluarga
b. Faktor
Internal : Self Insight,Self accepptance/self responsibility.
B. Dinamika
Kepribadian
Rogers menyakini bahwa
manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk mengaktualisasikan
memelihara dan meningkatkan dirinya.kebutuhan ini bersifat bawahan sebagai
kebutuhan dasar jiwa manusia yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis.
C.
perkembangan Kepribadian
Rogers tidak
mengemukakan tahapan (stages)dalam perkembangan kepribadian.Dia lebih tertarik
kepada cara- cara orang lain ( orang tua )menilai anak, atau sikap dan
perlakuan orang tua (terutama Ibu) terhadap anak.
Secara ideal,anak
mendapatkan kasih sayang dan penerimaan yang cukup dari orang tua.Kondisi ini disebut
“Uconditional positiv reguard”.Kondisi inin mengimplikasikan bahwa cinta kasih
ibu kepada anak tidak diberikan secara bebas dan penuh.
Perkembangan dari
“positiv regart” ke “positiv self regart”dipengaruhi oleh kondisi yang
mengembangkan perasaan berharga (condition of worth”
Menurut Rogers”Fully
fuctioning person”merupakan tujuan dari perkembangan seseorang.Orang yang telah
mencapai “full fuctioning person“ini memiliki karakteristik pribadi sbb :
a. Memiliki
kesadaran akan semua pengalaman
b. Mengalami
kehidupan secara penuh dan pantas pada setiap saat
c. Memiliki
rasa percaya kepada dirinya sendiri
d. Memiliki
perasaan bebas untuk memilih tanpa hambatan apapun
e. Menjalani
kehiduapan secara konstruktif dan adaktif terhadap perubahan yang terjadi di
lingkungan serta berpikir kreatif
Menurut Rogers perkembangan
“self”selalu bersifat proges (maju) tidak statis atau selesai.Rogers
memformulasikan teori kepribadiaannyakedalam 19 proposisi yaitu sbb :
Proposisi
1
Setiap
individu berada dalam perubahan dunia pengalaman yang terus menerus berubah dan
dia sebagai pusatnya.Individu hidup dalam dunia pengalamannya sendiri,yang
tidak pernah sama dari satu hari ke hari berikutnya.Dunia pengalaman individu
hanya diketahuai dirinya sendiri.
Proposisi
2
Organisme
mereaksi medan pengalaman sebagaimana medan itu dialami dan dipersepsinya .
Medan yang dipersepsi individu adalah nyata.
Proposisi
3
Organisme
mereaksi medan fenomena sebagai keseluruhan yang terorganisasi. Rogers
berpendapat bahwa karakteristik dasar individu adalah kecenderunagn ke arah
respon atau tujuan secara total. Rogers menolak penjelasan tingkah laku
secara Stimulus-Respon yang bersifat
sederhana.
Proposisi
4
Organisme memiliki satu kecenderungan atau
motif dasar yaitu mengaktualisasikan, memelihara dan mengembangkan “self”
Proposisi
5
Tingkah
laku merupakan usaha organisme untuk mencapai tujuan yaitu memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya.
Proposisi 6
Emosi
menyertai dan memfasilitasi pencapaian tujuan tingkah laku. Dalam hal ini
kepribadian mencoba mengintegrasikan dua jenis emosi yaitu dalam tingkah laku :
yang menyenangkan (seperti perasaan lega) dan yang tak menyenangkan (seperti
marah).
Proposisi 7
Cara
yang paling baik untuk memahami tingkah laku adalah melalui kerangka berpikir
(frame of reference) individu itu sendiri.
Proposisi 8
Sebagian dari medan
persepsi berangsur-angsur terdiferensiasi manjadi “self”.
Proposisi 9
Struktur “self” terbentuk sebagai hasil interaksi
dengan lingkungan dan evaluasi terhadap orang lain.
Propososisi 10
Nilai
terikat dengan pengalaman, dan nilai-nilai merupakan bagian struktur “self”
dalam beberapa hal adalah nilai yang dialami langsung oleh organisme, dan dalam
beberapa hal adalah nilai-nilai yang diintropeksikan atau diambil dari orang
lain.
Proposisi 11
Pengalaman
yang terjadi dalam kehidupan individu mungkin (a) dilambangkan (disadari) ,
dipersepsi dan diorganisasikan ke dalam “self”, (b) diabaikan karena dipersepsi
tidak berhubungan dengan struktur “self”
dan (c) ditolak secara palsu karena pengalaman tidak konsisten atau tidak
sesuai struktur self.
Proposisi 12
Cara-cara berperilaku yang diadopsi oleh organisme
adalah yang konsisten dengan “self concept”. Untuk mengubah tingkah laku
individu adalah mengubah konsep dirinya.
Proposisi 13
Tingkah
laku dalam hal tertentu disebabkan atau didorong oleh pengalaman organisme yang
tak dikembangkan.
Proposisi 14
Malasuai
psikologis (psychological maladjusment) terjadi ketika organisme menolak untuk
menyadari pengalaman sensoris, dan yang mendalam, yang tidak dilambangkan atau
diorganisasikan ke dalam struktur “self”. Kepribadian tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya jika, jika pengalamannya tidak serasi dengan dirinya
yang nyata (real self).
Proposisi
15
Penyesuaian
psikologis terjadi apabila semua pengalaman organisme itu diasimilasikan pada
taraf lambang (sadar) ke dalam hubungan yang serasi dengan konsep diri.
Proposisi
16
Setiap
pengalaman yang tidak serasi dengan struktur “self” dipersepsi sebagai suatu
ancaman, dan semakin kuat presepsi itu akan semakin terorganisasi struktur
“self” untuk mempertahahnkan diri.
Proposisi
17
Dalam
kondisi yang tidak ada ancaman bagi struktur self, pengalaman yang tidak serasi
itu dipresepsi, diuji dan direvisi oleh struktur self agar dapat mengasimilasi
dan melingkupi pengalaman-pengalaman tersebut.
Proposisi
18
Apabila
individu mempresepsi dan menerima segala pengalamannya ke dalam satu sistem
yang serasi dan terpadu maka dia akan lebih memahami dan menerima orang lain
sebagai individu. Apabila individu dapat mengembangkan konsep dirinya yang
serasi sebagai individu, maka dia akan dapat
mengembangkan hubungan interpersonalnya yang baik dengan orang lain.
Proposisi
19
Apabila
individu mempersepsi dan menerima pengalaman organisme ke dalam struktur
self-nya, dia akan menemukan bahwa dirinya telah mengganti sistem nilainya yang
ada pada umumnya didasarkan kepada introjeksi yang dilambangkan secara palsu
dengan proses pengalaman organismik yang terus menerus.
D. Kritik
terhadap teori humanistik
Terdapat beberapa kritik tentang
kelemahan pendekatan humanistik mengenai kepribadian yaitu sebagai berikut :
1) Poor
testibility,teorinya sulit diuji (diukur) secara ilmiah, seperti konsep
perkembangan manusia dan self actualization.
2) Unrealistic
view of human nature. Humanistik terlalu optimis dalam mengasumsi tentang
hakikat manusia. Dalam mendiskripsikan kepribadian yang sehat kurang realistik.
Seperti dalam mendeskripsikan ciri-ciri self actualizing terlalu sempurna.
3) Inadequete
evidence,bukti-bukti yang tidak tepat.
E. Implikasi
teori kepribadian humanistik terhadap bimbingan dan konseling.
I.
Tujuan bimbingan dan konseling
Tujuan
utama bimbingan dan konseling adalah the bully funtioning (mature) person the
self actualizing (psychologically healty) personl. Secara khusus tujuannya
adalah dirinci sebagai berikut :
a) Bersikap
demokrtis
b) Bertanggung
jawab atas perbuatannya
c) Senang
menjalin hubungan interpersonal
d) Bersikap
rasional dan tidak devfensive
e) Menerima
diri, orang lain dan lingkungan.
II.
Peran konselor
Buhler
dan allen (gerald corey:1988) menjelaskan bahwa konselor humanistik memiliki
orientasi sebagai berikut :
a) Berorientasi
pada perkembangan
b) Menyadari
tanggung jawabnya sebagai konselor
c) Mengakui
sifat timbal balik dari hubungan bimbingan dan konseling.
F. Pribadi yang
berfungsi penuh
Rogers
menemukan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh.
1)
Keterbukaan pada pengalaman yang berarti
bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat flaksibel.
2)
Kehidupan eksistensial adalah orang yang
tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman-pengalaman melainkan
dapat menyesuaikan diri
3)
Kepercayaan terhadap organisme orang
sendiri yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar
4)
Perasaan bebas
5)
Kreativitas
G.
Client-Centered Counseling
Carl roger sebenarnya tidak begitu
banyak memfokuskan kepribadian. Teknik terapi lebih banyak mewarnai berbagai
karya akademiknya. Mula-mula corak konseling ini disebut konseling nondirektif,
kemudian digunakan Client-Centered
Counseling dengan maksud individualitas konseling setaraf dengan individualitas
konselor. Menurut Rogers, dalam teknik ini ingin diciptakan suasana pembicaraan
yang permisif. Dasar dari teknik ini
adalah manusia mampu memulai sendiri arah perkembangannya dan menciptakan
kesehatan dan menyesuaikannya.
1. Konselor
dalam teknik ini diharapkan bersifat dan bersikap :
1) Menerima
2) Kehangatan
3) Tampil
apa adanya
4) Empati
5) Penerimaan
tanpa syarat
6) Transparansi
7) Kongruensi
2. Tujuan
dari teknik ini adalah terapis memberikan empati ke dalam perasaan klien
sehingga klien dapat mengungkapkan perasaannya dan kebutuhannya secara lebih
tajam tanpa rasa takut yang pada akhirnya mengintegrasikan ke dalam konsep diri
yang luas.
3. Dapat
dilihat perubahan yang terjadi dalam proses terapis antara lain :
1) Klien
akan mengekspresikan pengalaman-pengalamannya, perasaan-perasaannya tentang
kehidupa, dan problema yang dihadapi
2) Mereka
akan berkembang menjadi orang yang dapat menilai secara tepat makna perasaan-persaannya
3) Mereka
sadar sepenuhnya akan perasaan perasaan yang mengganggu
4. Setelah
terapi, klien akan mendapatkan insight secara mendalam terhadap dirinya dan
permasalahannya, antara lain :
1) Mereka
menjadi terbuka dengan perasaan sendiri
2) Mereka
menjadi kreativ
3) Mereka
merasa bahwa hidup menjadi lebih baik jika, juga dalam hubungannya dengan orang
lain.
5. Konsep
pokok terapi Client-Centered
1) Keterlibatan
konseli aktif
2) Kapasitas
untuk tumbuh
3) Bertumbuh
untuk suasana lebih permissive
4) Manusia
pada dasarnya baik, konstruktif dan dapat dipercaya
5) Sifat
irasional tingkah laku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar